168 Jam di Senangan Kecil

Udara dingin Kota Hujan mengawali perjalanan panjang menuju bagian barat Kalimantan. Pagi ini (21/3/2022) memang berbeda dengan pagi lainnya, karena saya (red : Penulis) dan Mas Ropan akan melakukan perjalanan panjang ke Sintang, Kalimantan Barat sebagai perwakilan dari Bhumi Pasa Hijau untuk memberikan capacity building perihal ANR(Assisted Natural Regeneration) dalam proyek FIP-1. Menurut FAO, ANR adalah adalah teknik sederhana, murah, dan efektif untuk mengubah area vegetasi yang terdegradasi menjadi hutan yang lebih produktif. ANR mampu mempercepat suksesi dengan mengurangi hambatan dalam regenerasi hutan alam seperti menghilangkan gulma dan memilih anakan alam untuk dijaga.

Long short story, kami sampai di ibukota Kalimantan Barat, Pontianak. Di Pontianak kami bertemu dengan Tim dari BPSKL wilayah Kalimantan yang memiliki tujuan yang sama yaitu melakukan kegiatan capacity building ANR. Kemudian, rombongan BPH-BPSKL Kalimantan langsung melanjutkan perjalanan menuju ke Sintang menggunakan transportasi darat selama  7 jam perjalanan. Sesampainya di Sintang rombongan menginap di Ladja Hotel, sebuah hotel yang dikelola oleh Credit Union Keling Kumang.

Hari selanjutnya, rombongan melanjutkan perjalanan menuju desa lokasi ANR menggunakan transportasi air (red: Speedboat). Perjalanan kami ditemani oleh pak Paisal pria paruh baya yang sudah lama menekuni pekerjaan sebagai motoris speedboat. Berbeda dengan di Pulau Jawa, memang transportasi di Pulau Kalimantan banyak memanfaatkan sungai sebagai pilihan utama transportasinya.Perjalanan menuju desa lokasi ANR ditempuh selama  4 jam perjalanan. Perjalanan cukup mengasyikkan, tentu karena kita selama perjalanana disuguhi pemandangan mulai dari pemukiman masyarakat pinggir sungai – hutan riparian. Selama perjalanan, selain disuguhi pemandangan menarik, ada satu hal menarik lainnya, di speedboat pak Paisal ada tulisan “Nuan tenang”  yang cukup membuat penasaran. Sehingga, saya memberanikan diri untuk menanyakan artinya. Menurut beliau, arti dari “Nuan tenang”  adalah anda tenang. Ya, kalimat ini cukup memiliki arti sebagai penenang para penumpan speedboat pak Paisal. Tak terasa kami telah sampai di dermaga desa Senangan Kecil. Desa senangan kecil menjadi basecamp tempat kami menginap selama kegiatan capacity building ANR. Penginapan milik pak Sius memang sudah biasa menerima tamu dari Tim BPSKL wilayah Kalimantan.

Malam hari pertama di desa Senangan kecil, kami gunakan untuk melakukan briefing membahas alur capacity building bersama Fasilitator desa Proyek FIP-1, KPH Sintang Utara dan tentunya BPSKL Wilayah Kalimantan. Hasil, bahasan menyepakati jenis materi yang disampaikan dan lokasi tempat dilakukannya capacity building. Capacity building atau biasa disebut Bimtek (Bimbingan Teknis) ANR bertujuan agar masyarakat secara mandiri bisa merancang tata cara dan pengelolaan rehabilitasi hutan menggunakan metode ANR.

Hari pertama Bimtek dilaksanakan dengan melakukan sosialisasi kepada anggota pengelola hutan desa lokasi dilaksanakannya ANR. Terdapat dua desa lokasi pelaksanaan ANR yaitu desa Radin Jaya dan Tanjung Sari. Pelaksanaan sosialiasi dilaksanakan di Kantor Desa Radin jaya. Sosialisasi ini diikuti oleh 27 orang peserta. Sosialisasi berisikan mengenai peta lokasi ANR, baseline data ANR, dan tata cara pelaksanaan dan pengelolaan ANR. Acara sosialisasi ini diakhiri dengan penyempaian informasi mengenai pelaksanaan kegiatan Bimtek.

Hari kedua Bimtek diawali dengan penanaman pohon bersama di lokasi Bimtek hari pertama yaitu di basecamp KPH Sintang Utara desa Senangan Kecil dalam rangka hari hutan sedunia. Selanjutnya tibalah waktu pelaksanaan Bimtek ANR. Materi yang disampaikan ialah Tata batas area hutan ANR, namun sebelum itu dilakukan terlebih dahulu pre test Bimtek. Pre test ini bertujuan agar mengetahui secara kuantitatif pengetahuan kelompok terkait materi yang akan disampaikan. Pasca pre test, peserta diajak untuk mengetahui latar belakang pentingnya melakukan tata batas area hutan dan rangkaian kegiatan dalam melakukan tata batas hutan ANR. Selain sebagai pendengar saja, peserta Bimtek juga melakukan praktik pemakaian alat dalam melakukan tata batas area hutan, alat yang dipakai ialah GPS  (Global Positioning System). Terlihat peserta sangat antusias karena ini merupakan kali pertama mereka menggunakan GPS. Dalam prosesnya peserta yang telah dibagi kedalam beberapa kelompok diminta untuk mencari titik yang telah ditetapkan oleh tim BPH. Diakhir peserta diminta menjelaskan lewat presentasi mendapatkan “apa” pada titik yang telah ditetapkan.

Hari ketiga Bimtek masih dilaksanakan di basecamp KPH Sintang Utara desa Senangan Kecil dengan materi yang masih membahas mengenai tata batas hutan ANR, namun saat ini ialah pemakaian alat yang digunakan dalam penataan batas lainnya yaitu avenza maps. Avenza maps merupakan aplikasi pemetaan mobile yang dapat diunduh secara gratis. Pemakaian yang bisa dilakukan ketika offline sangat memudahkan peserta dalam pemakaian aplikasi ini. Peserta pasca melakukan praktik pemakaian Avenza maps, perwakilan peserta dari setiap kelompok diminta untuk melakukan sharing kepada peserta lainnya. Materi selanjutnya pada hari ketiga ialah Petak Areal Kerja (PAK) ANR, penyampaian materi dilakukan diawal sesi ini. Kemudian dilanjutkan dengan peserta membuat PAK lokasi kerja ANR yang ditetapkan. Peserta diminta untuk membuat tata batas areal kerja ANR, petak areal kerja, dan jalur inspeksi. Terlihat peserta dalam pengerjaan PAK ini cukup gembira dan antusias, karena diberi kebebasan dalam menggambarkan PAK kelompok masing-masing. Diakhir, setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja masing-masing.

Hari keempat dan kelima Bimtek dilaksanakan di desa Radin Jaya, tepatnya hutan yang berada di dekat Kantor desa Radin Jaya. Materi yang diberikan memang bersangkut paut dengan hutan. Pada hari keempat, peserta diajak untuk berjalan ke hutan untuk menemukan jenis prioritas yang memiliki kedekatan secara sosial budaya, ekonomi atau ekologi dengan para peserta. Ternyata para peserta sangat bersemangat dan sangat banyak sekali jenis prioritas yang dituliskan dan perlu dijaga. Seperti ada jenis pohon yang berguna sebagai bahan bangunan, kebutuhan acara adat atau sebagai bahan baku kerajinan. Setelah mendaftar dan menuliskan jenis prioritas, kemudian masyarakat diminta untuk menggambarkan jenis prioritas dan menuliskan kegunaan dari jenis tersebut. Pada tahap ini, terlihat banyak masyarakat sebenarnya yang lebih cocok jadi seniman dibandingkan sebagai anggota KTH. Pasca sesi menggambar dan menuliskan kegunaan dari jenis prioritas, para peserta diminta untuk mempresentasikan hasil karyanya. Diakhir masyarakat dari setiap kelompok diminta untuk berkumpul dan berdiskusi mengenai pemilihan jenis prioritas yang harus dijaga, diskusi cukup alot dilakukan karena masyarakat harus menjaga jenis-jenis yang telah dipilih dan tidak boleh memanfaatkan hasil kayunya, padahal ada jenis kayu yang dimanfaatkan untuk bahan baku bangunan. Namun, diskusi alot tersebut bisa selesai dengan bantuan fasilitator (Mas Ropan).

Hari kelima para peserta diajak kembali masuk ke dalam hutan, namun saat ini para peserta diminta untuk melakukan praktik pembersihan anakan prioritas yang telah dilakukan sebelumnya. Pembersihan ini dilakukan dengan membersihkan gulma dan tanaman yang bisa menghambat pertumbuhan jenis prioritas. Setelah melakukan pembersihan anakan, peserta diminta untuk menggambarkan proses pembersihan dan melakukan presentasi kepada peserta lainnya.

Hari terakhir Bimtek dilaksakan kembali di basecamp KPH Sintang Utara desa Senangan Kecil, peserta diajak untuk memikirkan jenis gangguan hutan dan solusinya yang kemungkinan bisa terjadi di lokasi areal hutan ANR. Ada peserta yang membuat kampanye berupa gambar pencegahan merambah dan membakar hutan, ada pula yang menjelaskan bahwa pentingnya sosialisasi kepada para perambah yang biasa merambah hutan ANR. Diakhir pertemuan peserta dibekali dengan materi administrasi untuk pelaksanaan ANR dan post test untuk menilai pengetahuan peserta mengenai materi pengelolaan hutan ANR pasca Bimtek. Bimtek ini ditutup dengan makan bersama antara tim BPH-Peserta-BPSKL Wilayah Kalimantan, terasa sekali perasaan campur aduk pada saat makan dan foto bersama, ada perasaan sedih karena harus berpisah dengan para peserta setelah melewati lima hari bersama dan ada rasa senang karena para peserta telah menyelesaikan Bimtek dengan sangat baik.

Sehubungan berakhirnya Bimtek ANR, maka berakhir pula perjalanan menyenangkan selama hampir 1 minggu di desa Senangan Kecil. Rombongan tim BPH-BPSKL Kalimantan akhirnya harus kembali ke Sintang dan masih bersama Pak Paisal dengan speedboat khasnya. Sesampainya di Sintang, kami (Red: Tim BPH) berpisah dengan tim BPSKL Kalimantan, karena harus melanjutkan perjalanan menuju Pontianak yang dilanjutkan langsung menuju Jakarta untuk kembali melaksanakan rutinitas di Kota Hujan.

Bagikan Cerita:

Facebook
LinkedIn
WhatsApp