Bogor, 3 Mei 2025 — Pohon-pohon pelindung di jalur hijau kota bukan hanya peneduh jalan, tetapi juga penyangga kehidupan kota. Sebagai bagian dari upaya menjaga keberlanjutan ruang hijau dan meningkatkan keselamatan publik, Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Bogor bekerja sama dengan Bhumi Pasa Hijau melaksanakan kegiatan Penilaian Kesehatan Pohon pada Jalur Hijau Kota Bogor. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pemaparan hasil Mini Project yang dilakukan BPH di Jalan Raya Cifor pada tahun 2024 yang lalu. Kegiatan ini melibatkan Tree Grower Community (TGC), kelompok mahasiswa Silvikultur Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB dalam proses pengambilan data. Kegiatan ini dilaksanakan di sembilan koridor jalan utama, seperti Jl. Dr. Sumeru, Jl. Mayjen Ishak Djuarsa, Jl. Malabar, Jl. Sancang, Jl. Kumbang, dan Jl. RE Abdullah, mencakup lebih dari 700 pohon yang dinilai secara langsung di lapangan.
Hasil penilaian kesehatan pohon pada jalur hijau di sembilan jalur tersebut disampaikan dalam forum diseminasi publik yang digelar pada Sabtu, 3 Mei 2025 di Kantor Sekretariat DPRD Kota Bogor. Forum ini juga menjadi ruang pertukaran pengetahuan antara akademisi, birokrat, dan praktisi lapangan dalam merumuskan arah pengelolaan jalur hijau yang lebih berkelanjutan. Para ahli yang hadir diantaranya:
- Dr. Arief Noor R., S.P, M.P (Peneliti BRIN)
- Dr. Erianto Indra P., S.Hut, M.Si (Dosen Silvikultur IPB)
- Dr. Ir. Supriyanto (Scientist SEAMEO Biotrop)
- Devi Librianti Juvita (Perwakilan Dinas Perumkim Kota Bogor)
Penilaian kesehatan pohon menjadi sangat penting karena tidak adanya data dasar mengenai kondisi fisiologis pohon kerap menghambat perencanaan dan intervensi teknis yang responsif. Dengan semakin meningkatnya tekanan lingkungan, usia pohon yang menua, dan tingginya interaksi antropogenik di kawasan jalan kota, banyak pohon mengalami kerusakan pada bagian akar, batang, dan tajuk. Tanpa basis data dan pemantauan yang memadai, kondisi ini dapat membahayakan pengguna jalan, merusak infrastruktur, dan menurunkan kualitas ekosistem kota secara keseluruhan. Oleh karena itu, kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan data empiris dan terukur mengenai kondisi pohon-pohon di jalur hijau, menyusun rekomendasi teknis perawatan, dan menyajikan dasar ilmiah bagi pengambilan kebijakan tata kelola RTH yang lebih adaptif dan berbasis risiko. Salah satu kekuatan utama dari kegiatan ini adalah pemanfaatan metodologi Forest Health Monitoring (FHM) yang telah dimodifikasi secara kontekstual untuk lingkungan jalur hijau perkotaan. FHM sendiri adalah pendekatan ilmiah yang awalnya dikembangkan untuk menilai kondisi kesehatan ekosistem hutan secara menyeluruh, mencakup parameter vitalitas pohon, biodiversitas, dan kualitas tapak.
Dalam konteks jalur hijau Kota Bogor, FHM difokuskan pada indikator vitalitas pohon, yang mencakup Kondisi kerusakan pohon (kerusakan pada akar, batang, cabang, dan daun) dan Kondisi tajuk (kerapatan tajuk, transparansi tajuk, nisbah tajuk hidup, diameter tajuk, dan dieback) Data diambil langsung dari lapangan menggunakan pendekatan visual terstandarisasi, dikombinasikan dengan pengukuran dimensi fisik pohon (diameter batang, tinggi pohon, lebar tajuk, dll.) untuk mendapatkan gambaran komprehensif mengenai status pohon secara individu maupun kolektif pada satu jalur.
“Inventree”: Solusi Digital dari Bhumi Pasa Hijau untuk Monitoring Kesehatan Pohon Perkotaan
Dalam memastikan efisiensi, akurasi, dan integrasi data, BPH mengembangkan dan menerapkan Inventree, sebuah aplikasi digital berbasis Android yang menjadi bagian penting dari pendekatan inovatif dalam proyek ini.
Inventree bukan sekadar alat input data, tetapi merupakan sistem manajemen informasi pohon yang terhubung dengan sistem informasi geografis (SIG). Fitur utama Inventree meliputi:
- Geotagging lokasi pohon secara presisi melalui GPS
- Input parameter kesehatan secara sistematis (kerusakan pohon, kondisi tajuk, dimensi pohon)
- Kalkulasi otomatis indeks kesehatan (TDLI dan VCR) berbasis algoritma FHM
- Penandaan pohon digital (QR code) yang terintegrasi dengan status kesehatan (sangat sehat, sehat, kurang sehat, tidak sehat)
- Dashboard analitik untuk visualisasi temuan secara real-time
Aplikasi ini mendukung proses tagging lapangan di mana pohon-pohon diberi label warna berdasarkan hasil analisis kesehatannya. Warna tersebut mempermudah tim teknis atau otoritas setempat untuk segera menindaklanjuti pohon berisiko tinggi dengan tindakan mitigasi seperti pemangkasan, perawatan intensif, atau replanting. Penerapan Inventree mempercepat proses validasi data dan memungkinkan penyimpanan informasi jangka panjang yang dapat diakses lintas instansi. Ini menjadikan Inventree sebagai model pengelolaan pohon perkotaan berbasis teknologi yang dapat direplikasi di kota-kota lain di Indonesia.