Hari Habitat Dunia tiap tahunnya diperingati pada hari Senin pertama di bulan Oktober. Tahun ini perayaan tersebut diperingati pada tanggal 4 Oktober 2021. Hari Habitat Dunia ditetapkan oleh PBB dengan tujuan merefleksikan keadaan atau kondisi kota-kota serta pemenuhan hak dasar setiap manusia untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak. Hal ini juga dimaksudkan untuk mengingatkan bahwa kita memiliki kemampuan dan tanggung jawab bersama dalam membentuk masa depan kota dan tempat tinggal kita. Hari Habitat Dunia ditetapkan oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1985 dan diperingati pertama kali pada tahun 1986 di Nairobi, Kenya dengan tema “Shelter is my right” dan tiap tahunnya diperingati dengan tema yang berbeda.
Tahun ini, Hari Habitat Dunia mengusung tema “Accelerating urban action for a carbon- free world”. Berdasarkan UN-Habitat, daerah perkotaan secara umum memegang tanggung jawab atas 70 persen emisi gas karbon dioksida yang dihasilkan melalui penggunaan transportasi, pembangunan, pemanfaatan energi dan pengelolaan limbah yang menyumbang sebagian besar gas emisi rumah kaca. Tema ini diusulkan karena berkaitan dengan isu emisi karbon dan kampanye Race To Zero yang saat ini sedang digencarkan. Race to Zero merupakan kampanye global yang dirancang untuk menggalang dukungan dari para pelaku bisnis, kota, wilayah, dan para investor untuk berkomitmen mencapai net zero emissions atau emisi nol bersih. Namun, hakikatnya manusia sendiri tidak akan bisa berhenti memproduksi emisi, salah satunya melalui aktivitas bernafas, sehingga nol bersih yang dimaksud ialah emisi yang diproduksi oleh manusia dapat diserap hingga tidak ada lagi yang dilepaskan ke atmosfer.
Emisi karbon dapat diserap melalui proses fotosintesis yang dilakukan oleh tanaman dan beberapa mikroorganisme yang hidup di darat maupun perairan. Proses fotosintesis membutuhkan karbon dioksida bersama cahaya matahari dan air untuk menghasilkan oksigen bagi manusia serta zat makanan bagi tumbuhan yang disimpan dalam bentuk biomassa. Keberadaan hutan yang tersusuan atas berbagai macam vegetasi dapat menyimpan karbon 10 kali lebih besar dibandingkan dengan tipe vegetasi lain, sehingga hutan merupakan penyerap karbon terbesar dan memiliki peran penting dalam siklus karbon global.
Salah satu upaya mencapai emisi nol bersih yaitu, melalui penyerapan emisi karbon dan mempertahankan cadangan karbon melalui kegiatan restorasi, pencegahan deforestasi, mengelola hutan lindung, dan menerapkan praktik silvikultur yang baik pada kegiatan pemanenan dan pemanfaatan hasil hutan. Deforestasi sendiri diperkirakan menyumbang sekitar 20 persen emisi gas rumah kaca di atmosfer dan menjadi salah satu penyebab terbesar terjadinya perubahan iklim. Maka dari itu, keberadaan hutan sangat penting dalam menurukan emisi karbon dan mengurangi dampak perubahan iklim. Apabila ekosistem hutan rusak, maka akan sebesar itu pula karbon yang dilepaskan ke atmosfer. Adanya Hari Habitat Dunia menjadi pengingat bagi kita untuk bertanggung jawab bersama menciptakan masa depan habitat manusia yang lebih baik lagi.